1. Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai oleh konjungsi
sejak, sewaktu, ketika, setelah, sampai, manakala, dan sebagainya. Contoh:
a. Sejak ayah berangkat, dia belum datang lagi ke sini.
b. Hampir semua penumpang tertidur manakala bus sampai di
Kota Bandung.
c. Ia baru kembali ke desa setelah biaya untuk melanjutkan
sekolah tidak ada.
2. Kalimat majemuk hubungan syarat, ditandai oleh konjungsi
jika, seandainya, andaikan, asalkan, apabila. Contoh:
a. Jika aku lulus nanti, orang tuaku membelikan sepeda motor.
b. Kami akan segera pulang, seandainya kakak tidak datang
hari ini.
c. Hatiku bertambah ciut apabila aku teringat bahwa aku yang
tertua.
3. Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai oleh konjungsi
agar, supaya, biar. Contoh:
a. Saya sengaja meninggalkan rumah agar adik-adik kami bisa
mandiri.
b. Nenekku menceritakan keinginannya supaya aku memiliki
kelebihan di bidang agama dari cucu-cucunya yang lain.
c. Saya bekerja sampai malam biar anak saya dapat melanjutkan
sekolahnya.
4. Kalimat majemuk hubungan konsesip, ditandai oleh konjungsi
walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguhpun. Contoh:
a. Walaupun hatinya sangat sedih, dia tidak pernah menangis
di hadapanku.
b. Perjuangan berjalan terus, kendatipun musuh telah
menduduki semua kota besar.
c. Siapa pun yang minta, Pak Darmawan selalu bersedia
memberikan sumbangan.
5. Kalimat majemuk hubungan perbandingan, ditandai oleh kata
penghubung daripada, ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana,
alih-alih. Contoh:
a. Daripada menganggur, lebih baik kamu mengolah kebun orang
tuamu saja.
b. Pak Bahrum menyayangi semua kemenakannya seperti dia
menyayangi anak kandungnya.
6. Kalimat majemuk hubungan penyebaban, ditandai oleh kata
penghubung sebab, karena, oleh karena. Contoh:
a. Pekerjaan di perusahaan itu saya lepaskan, sebab saya
sudah memutuskan untuk kuliah kembali.
b. Karena tiga hari tidak masuk sekolah, Andi mendapat
peringatan keras dari kepala sekolahnya.
7. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata
penghubung sehingga, sampai-sampai, maka. Contoh:
a. Ia terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit.
b. Penjelasan diberikan seminggu sekali, sehingga anak-anak
dapat mengerjakan tugas-tugas mereka dengan teratur.
8. Kalimat majemuk hubungan cara, ditandai oleh kata
penghubung dengan. Contoh:
a. Dengan cara menggendongnya, anak itu ia bawa ke rumah
orang tuanya.
b. Dengan alat seadanya, ia berusaha memperbaiki sepeda yang
rusak itu.
9. Kalimat majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh
konjungsi seolah-olah, seakan-akan. Contoh:
a. Keadaan di dalam kota kelihatan tenang, seolah-olah tidak
ada suatu apapun yang terjadi.
b. Dia diam saja seakan-akan dia tidak mengetahui persoalan
yang terjadi.
10. Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh
konjungsi padahal, sedangkan. Contoh:
a. Pura-pura tidak tahu, padahal dia tahu banyak.
b. Para tamu sudah siap, sedangkan kita belum siap.
11. Kalimat majemuk hubungan hasil, ditandai oleh konjungsi
makanya. Contoh:
a. Tempat ini licin, makanya kamu jatuh.
b. Yang datang berwajah seram, makanya saya lari ketakutan.
12. Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata
penghubung bahwa, yaitu. Contoh:
a. Berkas riwayat hidupnya menunjukkan bahwa dia adalah
seorang pelajar teladan.
b. Kebun itu telah dibersihkan ayah, yaitu dengan menangkas
dan menebang belukar yang tumbuh di sekitarnya.
13. Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandai oleh
konjungsi yang. Contoh:
a. Pamannya yang tinggal di Bogor itu, sedang dirawat di
rumah sakit.
b. Istrinya yang datang bersama dia itu, seorang insinyur.